Nusakambangan - Terkurung di dalam sebuah ruang sempit bersama orang asing selama bertahun-tahun mungkin merupakan pengalaman terpahit TY (30) selama hidupnya. Terlebih semenjak TY, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kasus Narkotika yang di pindahkan ke Pulau Nusakambangan yang notabene disebut sebagai Alcatraznya Indonesia. Sebuah pulau yang terletak di tengah Teluk San Francisco di California, Amerika Serikat tersebut, Kamis (12/01/2023). Dibina di Lapas Maximum Besi setelah sebelumnya merasakan dinginnya tembok Lapas Super Maximum Karanganyar, membuat TY menyadari bahwa dirinya telah menyia-nyiakan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga. Rasa rindu yang menderu hanya bisa di salurkan melalui layanan video call Lapas. Disini TY diberikan kesempatan untuk melihat dan berbincang singkat dengan kedua putrinya yang masih balita dari layar monitor selama beberapa menit. Sebuah momen singkat yang paling ia nantikan setiap harinya. Saat di temui oleh Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Nusakambangan yang melakukan penggalian data litmas pembinaan awal, TY nampak murung dan kurang bersemangat. Ia kemudian bercerita bahwa usaha yang ia rintis sejak dahulu harus gulung tikar tatkala tidak adanya tenaga yang mampu menggantikannya. Sebuah usaha sosis bakar yang semula 4 outlet berkurang secara perlahan sejak ia tertangkap. Dirinya pun memaklumi kondisi tersebut karena ialah yang mengetahui cara meracik saus special yang menjadi pendamping sosis bakar jualannya. “ Istri saya kasian sekali, pak. Harus merawat dua anak saya yang masih balita sedangkan saya masih berada disini”, keluhnya sembari menundukkan kepala. PK Bapas pun memahami keadaan TY yang terlihat cukup frustasi. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, PK kemudian memberikan motivasi kepada TY agar dirinya tetap menjaga semangat, fisik, dan mental spiritual karena hanya itulah yang bisa TY lakukan sekarang. “ introspeksi, terus perbaiki diri, berusaha ikhlas, , tunjukkan kepada keluarga bahwa dirimu sudah berubah ” ujar PK Bapas. Setelah sebelumnya menjalani pembinaan di Lapas Karanganyar NK dan saat ini di Lapas Besi Nusakambangan, klien telah puluhan kali mengkhatamkan ayat Suci Alquran dan memiliki hafalan surat pendek. TY mengaku baru belajar membaca Al-Quran semenjak di dalam Lapas karena sebelum tertangkap ia hanya sibuk bekerja, mabuk, dan mengonsumsi narkotika. “ penjara pahit sekali pak rasanya, tapi didalam kepahitan saya alhamdulillah justru merasakan manisnya iman”, kata TY seorang pria dengan tubuh penuh tato.