KARAWANG - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyampaikan sejumlah upaya agar bisa meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri untuk hasil produksi industri PT Kalbe. Mulyanto menyoroti salah satu bahan baku yang banyak digunakan adalah susu, namun produksi susu dalam negeri masih cukup lemah.
“Produksi dari Kalbe ini sudah bagus, namun penggunaan bahan baku produk, seperti susu, masih banyak menggunakan impor. Laju pertumbuhan industri mencapai empat persen, sementara suplai bahan baku dalam negeri, pertumbuhannya satu persen. Artinya, semakin hari, impor bahan baku susu makin meningkat, ” papar Mulyanto usai mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI dengan direksi PT Kalbe Morinaga Indonesia dan PT Kalbe Nutritionals di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Rabu (11/5/2022).
Mulyanto turut menyoroti lemahnya peternakan dalam negeri sehingga menyebabkan minimnya produksi susu sebagai salah satu bahan baku dari produksi industri Kalbe.
“Peternakan lemah karena soal pangannya, pakan ternak yang lemah. Beda dengan Australia yang memiliki range yang besar, sedangkan Indonesia cenderung kecil sehingga pakannya juga terbatas. Kecuali mungkin di sejumlah wilayah yang punya lahan luas, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), ” jelas Mulyanto.
Mulyanto memastikan Komisi VII DPR akan mengundang Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan rapat gabungan guna mencari solusi dan strategi dalam meningkatkan pakan ternak dan peternakan di Indonesia.
“Dengan itu, perlahan-lahan kita bisa mereduksi impor kita, sehingga ke depannya kita bisa swasembada, itu lah yang kita harapkan, ” pungkas Mulyanto.
Selain perihal impor bahan baku, Mulyanto juga menyoroti keterlibatan tenaga kerja lokal atau setempat di PT. Kalbe. “Pelibatan masyarakat setempat itu juga penting, karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, ” ungkap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Diketahui, karena PT Kalbe Morinaga Indonesia dan PT Kalbe Nutritionals merupakan industri yang baru saja pindah dari Cakung, maka pekerja yang digunakan juga masih merupakan pekerja dari pusat. Namun, Mulyanto berharap agar ke depannya perekrutan pegawai baru dilakukan melalui penduduk setempat.
“Bersamaan dengan pertumbuhan pabrik ini, nanti akan dilakukan perekrutan pegawai baru. Kami harapkan pegawai barunya nanti harus dari penduduk setempat, wajib, ” tutup Mulyanto. (ica/sf)