Gila! Lelucon Tak Lucu, Demi Iphone Baru Rela Jual Ginjal, Gung Pram: Provokasi Publik

    Gila! Lelucon Tak Lucu, Demi Iphone Baru Rela Jual Ginjal, Gung Pram: Provokasi Publik
    Gung Pram sebut,

    ASIA - Lelucon yang tidak lucu lagi diunggah ke media sosial oleh oknum dugaan paramedis yang lagi viral. Foto bergambar tiga paramedis memegang serial iPhone 14 Pro, viral di jagat sosial media tenggara Asia, Sabtu (10/9/2022).

    Dalam foto tersebut di sisi kanan perut ketiga orang tersebut terlihat bekas luka operasi, dengan latar belakang front desk klinik kecantikan, Dr Nith; beauty center.

    Entah fakta atau rekayasa yang dilakukan dugaan 3 paramedis di Laos yang dikatakan rela menjual ginjalnya demi beli Iphone 14 Pro Max. Foto tersebut dalam 16 jam sudah dishare sebanyak 55.000 akun dan dikomentari lebih dari 65.000 reaksi netizen global.

    Entah ini merupakan kejadian sebenarnya atau hanya trik strategi dari bisnis klinik kecantikan atau untuk mendongkrak serial smartphone flagship Apple IOS. Berdasarkan sumber terpercaya pengapalan produk iPhone14 Pro Mas 1 TB, seharga Rp29 juta ini, baru dimulai 16 September hingga 7 October 2022.

    Menghubungi Agung Wirapramana (Gung Pram) selaku pengamat Sosial Budaya, menanggapi hal tersebut bahwa apapun yang melatar belakangi postingan tersebut menunjukkan bahwa viralisasi model extreme itu tidak mendidik, dan bisa termasuk dalam provokasi publik sekaligus pembohongan publik. 

    "Postingan kurang mendidik dan memperoleh viralisasi menunjukkan degradasi nalar dan logika, apalagi bila menganggap postingan tersebut sebagai teknik marketing yang cerdas, tentunya menunjukkan bahwa terjadi perubahan persepsi atas pemahaman tersebut"

    "Ini berbahaya bagi generasi lanjutan, "ungkapnya dalam wawancara singkat, Minggu (11/09/2022), melalui pesan elektronik.

    Ia mengatakan juga bahwa lebih melihat kelucuan dan keanehan alamiah atau olahraga dan kejadian extreme sebagai trik marketing yang mendidik, daripada logika extreme yang tidak pantas ditiru. 

    Momen ini harus dijadikan sebagai pengingat bahwa tindakan tersebut tidak perlu diviralisasi, ada cara lain untuk viral dan bagus juga bila media menakar dan tidak mempublikasikan materi extreme seperti ini agar tidak viral dan menimbulkan persepsi yang tidak logis serta cenderung berbahaya untuk dinalar.

    "Dan bila postingan ini adalah strategi marketing, mari kita boikot produk tersebut atau fasilitas tersebut untuk menunjukkan bahwa nalar kita masih sehat, sekaligus mengedukasi netizen untuk lebih meluangkan waktu memahami suatu permasalahan, "sebutnya keras. (Ray)

    bali indonesia
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    Persuasif, Babinsa Ingatkan Pemuda Jauhi...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait